Bantal merupakan salah satu unsur kamar tidur yang hampir tidak pernah diganti oleh pemiliknya. Padahal, Direktur Sleep to Live Institute Robert Oexman menegaskan bantal perlu diganti setiap enam bulan sekali.
Hal ini dilakukan untuk mengendalikan tungau debu dan berbagai serangga serta binatang kecil yang bersemayam di dalam bantal tersebut.
Berbeda dari matras, alasan untuk mengganti bantal sebenarnya lebih sederhana. Jika matras dikhawatirkan akan kehilangan kemampuannya menyangga tubuh, bantal dikhawatirkan akan penuh serangga dan kotoran.
Kotoran, minyak, dan sel kulit mati memiliki kemungkinan “terjebak” di dalam bantal. Selain menarik serangga, hal ini rupanya membuat penggunanya bisa terkena jerawat.
“Anda tidak bisa melihat mereka (tungau debu), tapi mereka terkonsentrasi di tempat manusia, seperti tempat tidur dan karpet,” ujar Mark R Neustrom dari Kansas City Allergy and Asthma Associates.
Tungau debu juga bisa berakibat buruk bagi pengguna bantal yang memiliki alergi. Namun, berbeda dari alergen lain, seperti bulu kucing, reaksi terhadap tungau tidak ditularkan melalui udara.
Gejala alergi terkuat hanya terjadi di pagi hari, ketika bangun tidur. Jika hal ini menimpa Anda, kemungkinan peralatan tidur Anda terkena tungau debu.
Selain mengganti batal, mencuci seprai juga bisa membantu mengurangi tungau debu. Oexman menyarankan agar mencuci seprai, sarung bantal, dan bantal itu sendiri secara berkala.
Oexman juga memberikan tips agar tidak sembarangan membeli bantal. Menurutnya, bantal haruslah mengisi ruang di antara kepala dan bahu selama penggunanya tidur.
Bantal sempurna merupakan bantal yang mampu memposisikan kepala penggunanya sejajar ketika tidur dalam posisi kesukaannya
Bagi pengguna yang suka tidur tengkurap atau tidur dengan cara telentang seperti biasa, mereka membutuhkan bantal lebih tipis.
Sedangkan bagi mereka yang gemar tidur menyamping membutuhkan bantal lebih tebal.
Ciptakan hidup bersih dan sehat di mulai dari bantal kamar tidur anda.