Berdasarkan statistik oleh ABC News, 30 persen dari siswa Amerika Serikat adalah bully atau korban bullying. Lalu, 160.000 anak-anak tidak masuk sekolah setiap harinya karena rasa takut di-bully.
Dengan tingginya angka ini, bullying telah menjadi masalah utama di lingkungan sekolah. Salah satu solusi yang diusulkan adalah mengajari anak-anak empathy dan menghormati orang lain. Namun, hal ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.
Rosie Dutton, pelatih mental anak-anak dari Relax Kids Tamworth, menemukan sebuah cara brilian untuk mengajarkan efek buruk bullying kepada anak-anak. Cara ini cukup sederhana dan hanya membutuhkan dua buah apel.
Seperti yang dijelaskan oleh Rosie di Facebook, dia menekan-nekan salah satu apel sebelum masuk ke kelas agar isi apel tersebut memar tanpa mengubah penampilan luarnya.
Lalu, Rosie meminta anak-anak untuk menghina apel yang memar tersebut dan memuji apel yang satunya.
Dari luar, keduanya memang tampak sama. Namun, ketika Rosie membelah kedua apel tersebut, terlihat bahwa apel yang dipuji bersih dan jernih, sementara apel yang dihina memar, menghitam dan jelek.
“Kurasa saat itu anak-anak langsung menyadari [bahwa] ketika seseorang di-bully, terutama anak-anak, hati mereka merasa sangat buruk, walaupun mereka tidak menunjukkannya atau mengatakan perasaan mereka.” tulis Rosie di Facebook-nya.
Dia melanjutkan, “Jika kita tidak pernah membuka apel tersebut, kita tidak akan pernah tahu seberapa besar kita telah menyakitinya.”
Bahkan guru dari kelas tersebut mengatakan bahwa anak-anak langsung syok setelah melihat isi apel tersebut.
Dalam komentarnya, dia berkata, “Anak-anak terdiam. [Mereka] syok dan kaget melihat apa yang kata-kata mereka lakukan pada apel yang kasihan itu. Aku sendiri merasa malu dengan apa yang kukatakan pada si apel.”
“Setelah sesi selesai, anak-anak membicarakan dan membandingkan kedua apel tersebut,” ujarnya.
Setelah diunggah ke Facebook, ide Rosie mendapat banyak pujian dari orangtua.
Salah satu dari mereka berkata, “Aku berharap semua guru sama luar biasa-nya dengan kamu.”
Ada juga yang mengatakan, “Ini adalah pelajaran paling berharga yang perlu diajarkan di semua sekolah di dunia.”