Wisata di Dunia ‘The Hobbit’ Semalam? Mau?

Gacatara.com – Dalam sebuah daerah yang lokasinya dipenuhi sebuah lubang bawa tanah hiduplah para Hobbit. Yang istimewa dari lubang ini tidak menyajikan hal yang berisikan kotoran, keadaan yang menjijikan, lembab, penuh dengan cacing dan aroma tidak mengenakan. Tidak hanya itu saja lubang tersebut bukanlah lubang pasir yang kering, kosong, tanpa ruang makan, tidur, ruang untuk duduk tapi ini adalah Lubang Para Hobit, Lubang yang menyajikan keindahan dan kenyamanan.

Kurang lebih J J R Tolkien menggambarkan tempat tinggal para Hobit, Dimana para makhluk bertubuh mungil ada dalam kisah ini “The Hobbit”. Disamping itu dalam Film ini menampilkan detail arsitektur rumah-rumah mini.

Pintu utama rumah ini terbuat dari kayu berbentuk bulat sempurna dengan cat hijau. sedangkan kenopnya terbuat dari kuningan yang akan memancarkan kilau keemasan yang tepat di pasang di tengah lingkar pintu.

Gambaran dari karya Tolkies ini sekrang tidak hanya sekedar ilustrasi dalam cerita saja. Karena untuk penggemar film atau novel “The Hobbit” dan “The Lord of The Ring” bisa bertamu ke rumah Bilbo Baggins di Matamata, Selandia Baru. Anda tertarik? maka kumpulkan tabungan anda untuk mengunjungi rumah tersebut.

Hobbiton, desa para Hobbit

Di tanah seluas 506 hektar ini pengunjung dapat menjelajahi 37 ‘Lubang’ Hobbit. Inilah Hobbiton, desa para Hobbit.

Di lahan ini lubang berukuran cukup besar dapat dimasuki, tapi sebagian yang lain tidak bisa karena ukuranya yang terlalu mini. Disini tidak hanya perumahan Hobit saja, tapi jembatan, taman dan pernak pernik lain juga terlihat sama persis seperti yang ada di dalam film.

Sejak dibuka pada tahun 2002, Hobbiton memang menjadi salah satu objek wisata terpopuler di Selandia Baru. Tiap tahunnya dilansir dari Businessinsider—sekitar 350.000 orang dari belahan dunia berbeda melancong ke sini.

Kehebatan dan kepopuleran film trilogi “The Lord of The Ring” menjadi pemicu utama. Tiga film dari sutradara Peter Jackson ini sempat masuk dalam daftar 100 film bioskop dengan ulasan terbaik oleh situs peninjau film Metacritic.

Sedangkan dalam majalah Time, film ini bahkan lebih fantastis yaitu masuk peringkat kedua “Best Movies of the Decade” pada 2011. Kepopuleran Hobbiton semakin meningkat drastis setealah ditata ulang pada 2011 untuk kepentingan syuting “The Hobbit: An Unexpected Journey”, “The Hobbit: The Desolation of Smaug”, dan “The Hobbit: There and Back Again”.

Lokasi ini juga terdapat penambahan fasilitas-fasilitas pendukung. Sejak 2012, pengunjung dapat mencicipi hidangan tradisional Hobbit di replika Green Dragon Inn. Dalam cerita “The Lord of The Ring tempat ini dijadikan sebagai tempat berkumpulnya penduduk Desa Hobbiton dan Bywater.

Tidak hanya itu saja fasilitas yang dapat dinikmati oleh wisatawan pada siang hari dan malam hari di Hobbiton tetap elok untuk dinikmati dengan adanya pesta penjamuan malam lengkap beserta dengan macam kudapan ala Hobbit. Termasuk Bekeliling pada malam hari sambil menggenggam lentera terdapat dalam paket tersebut. Dengan paket wisata yang anda bisa nikmati tersebut jangan senang dulu jika anda tidak memanfaatkan moment tersebut dengan membawa kamera yang dalam mengambil gambar dengan baik pada malam hari. Maklum saja jika hanya menggunakan kamera dengan kualitas minim akan mendapatkan gambar yang buruk juga. Hal ini karena kondisi di Hobbiton minim cahaya.

Untuk recommmendasi, kamera yang sebaiknya minimal yang anda bawa sudah didukung adanya sensor 1/3.1 dan bukaan f/2.0 yang dapat menangkap cahaya 400 persen lebih banyak. Jangan hanya membawa kamera yang besar MegaPixelnya saja.
Siap menjelajah Hobbiton?

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.