Sekelompok preman/perampok memanfaatkan popularitas game mobile Pokemon Go untuk melancarkan aksi kejahatan mereka. Hal tersebut diungkap tim kepolisian di Missouri, Amerika Serikat.
Kepolisian menduga para preman menggunakan salah satu fitur Pokemon Go yang bernama Lure Modules. Fitur itu bisa diakses dengan cara membelinya di dalam aplikasi, alias in-app purchase.
Lure Modules sendiri berfungsi untuk meletakkan lokasi Pokemon, atau disebut Pokestop. Perampok memanfaatkan Pokestop untuk menaruh monster Pokemon, lokasi itu dijadikan sebagai jebakan untuk merampok.
Pemain Pokemon Go tentu bakal terpikat dengan lokasi tersebut agar bisa menangkap Pokemon sasaran. Padahal, niat jahat sudah menanti mereka di lokasi-lokasi Pokestop yang disiapkan perampok.
“Tersangka mengambil keuntungan dari geolokasi pada Pokemon Go. Mereka memikat korban untuk merampok mereka,” kata Sersan Bill Stinger, sebagaimana dilaporkan TheRegister dan dihimpun media kompas, Senin (11/7/2016).
Setidaknya ada tiga preman yang ditangkap dalam aksi ini. Semuanya masih di bawah umur, satu berusia 17 tahun dan dua lainnya berusia 18 tahun.
Baca juga : Kenapa Pokemon GO Dapat Pujian Dari Ahli Kesehatan?
Mereka tertangkap tangan sedang memegang senjata di dalam sebuah mobil BMW hitam. Atas tindak kriminal itu, mereka didenda 100.000 dollar AS atau setara Rp 1,3 miliar.
Setelah diinvestigasi lebih lanjut, kepolisian menemukan aksi ini bukan yang pertama terjadi. Beberapa hari lalu insiden serupa ditemukan di daerah lain sekitar Missouri.
Kepolisian mengimbau para pemain Pokemon Go untuk tak terlarut dalam game mobile tersebut. Para pemain disarankan untuk tak pergi ke Pokestop di daerah-daerah gelap dan sepi.
Diketahui, Pokemon Go merupakan game pertama Nintendo untuksmartphone. Game tersebut telah dirilis pekan lalu untuk platform Android dan iOS di Australia, Selandia Baru, Jepang, dan menyusul Amerika Serikat.
Game yang menandai hari jadi Pokemon ke-20 tersebut dibuat dengan basis augmented-reality. Pokemon Company bekerja sama dengan Nintendo dan Niantic untuk mewujudkan game yang sedang viral di pasaran itu.