Permintaan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla tentang standar emisi Euro IV disambut baik Kementerian Perindustrian.
Hal ini karena Standar emisi yang ada saat ini (Euro II) dianggap tidak pro kemajuan industri dan menahan kinerja ekspor. Tak hanya soal lingkungan, namun imbasnya juga akan dirasakan para pelaku industri.
Ditemui usai menghadiri pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016, di ICE, BSD City, Tangerang, (11/8/2016), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa soal ini sudah dibahas dengan pihak terkait, terutama Kementerian ESDM.
“Kami juga meminta kepada Pertamina, untuk siapkan (suplai bahan bakar yang mendukung standar emisi tinggi) pada 2019-2020. Sedang dibicarakan fasilitas kilang yang ada di Pertamina,” kata Airlangga.
Menperin tak berbicara banyak. Dirinya hanya menyebut kesulitan terbesar saat ini hanya pada katalis untuk menyiapkan kendaraan agar bisa menerima bahan bakar berkualitas. “Dari sisi industri, kami tentu akan siapkan roadmap-nya. Supaya lingkungannya baguslah,” kata Airlangga.
Ditambahkan Direktur Jenderal Induustri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan, pada kesempatan yang sama, justru di sisi industri tidak ada masalah serius untuk switch dari Euro II ke Euro IV.
“Tapi kami mesti tanya dan konfirmasi ke teman-teman Pertamina lagi, apakah mereka sanggup mempercepat (persiaan kilng). Pertamina siapnya 2023,” kata Putu.