Saat ini banyak terlihat orang tua yang sibuk menggunakan telepon pintar mereka saat sedang bersosialisasi. Mulai dari berkirim pesan, membaca berita, mengunggah foto anak-anak atau sekadar berseluncur di dunia maya.
Banyak yang menganggap, mereka yang seringkali menggunakan smartphone sebagai orang tua yang berwawasan luas. Hanya saja, sebuah studi baru menyebutkan, orang tua yang keranjingan gawai ternyata dapat membuat anak dalam kondisi berbahaya.
Penelitian yang dirilis oleh the Child Accident Prevention Trust menemukan sebanyak 15 persen anak muda nyaris mengalami kecelakaan terkait dengan gawai. Salah satunya adalah berjalan dengan pandangan teralihkan oleh smartphone.
“Kecelakaan sering terjadi ketika fokus teralihkan dan telepon genggam menjadi penyebabnya. Mulai dari remaja yang melangkah tanpa disadari menuju jalan raya saat dia berkirim pesan atau bayi yang memegang minuman panas saat orang tua mereka tengah berbalas pesan,” kata Rahul Chodarhi dari Royal College of Paediatrics and Child Health seperti dirilis Independent.
“Hanya butuh sepersekian detik untuk sebuah kecelakaan terjadi. Sehingga saya menekankan kepada orang tua dan anak muda untuk mengubah perilaku mereka,” kata Chodarhi yang juga ikut dalam penelitian tersebut.
Penelitian itu menilai ada dua per tiga warga Inggris yang memiliki gawai dengan satu dari tiga di antaranya memeriksa telepon genggam lima menit setelah bangun tidur. Perilaku ini dianggap dapat menunjukkan tingkat ketergantungan terhadap gawai.
Dari hasil penelitian terhadap 1000 orang tersebut, para orang tua disarankan untuk tidak mengaktifkan telepon genggam atau perangkat gawai mereka pada siang hari.
Siang hari dianggap sebagai waktu kritis ketika beraktivitas, sehingga anak-anak rentan mengalami kecelakaan.
“Ponsel dan gawai adalah anugerah bagi orang tua dengan tingkat aktivitas tinggi, mereka dapat berbelanja, menjalin silaturahim dengan keluarga, dan tetap menghibur anak-anak,” kata Kepala eksekutif Child Accident Prevention Trust, Katrina Phillips.
“Namun ketika para orang tua justru malah fokus pada gawai mereka, mereka menempatkan anak dalam posisi yang berbahaya. Kecelakaan serius dapat terjadi dalam hitungan detik dan sering terjadi akibat perhatian yang teralihkan karena ponsel,” ujarnya.
Banyak penelitian telah menunjukkan beragam bahaya yang muncul akibat terlalu banyak menggunakan gawai.
Menurut ahli bedah tulang di Amerika Serikat Kenneth Hansraj, orang yang gemar menundukkan kepala hingga 30 derajat ketika melihat telepon genggam berisiko mengalami cedera pada leher.
Menurut Hansraj, tekanan pada leher ketika menekuk melihat layar gawai menyebabkan keausan dini pada tulang, air mata, dan degenerasi akibat berat leher yang meningkat saat kepala tertunduk.
Selain itu dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat pada 2012 terlihat bahwa sebanyak 66 persen orang merasa panik ketika tidak memegang ponsel mereka.
Para ilmuan pun telah menyebut adanya sebuah fobia baru yang dialami manusia ketika tak berhubungan dengan telepon, yaitu nomophobia.