Yogyakarta – Pembangunan Kereta rel Listrik relasi Solo-Yogyakarta_Kutoarjo jika tahun ini dapat di selesaikan maka akan menggantikan keberadaan kereta jenis rel diesel yaitu Prambanan Ekspres.
“Mungkin saja namanya sama, Prambanan Ekspres (Prameks) seperti yang sudah dikenal masyarakat. Namun, kereta rel diesel (KRD) akan dihapus dan digantikan kereta rel listrik (KRL),” kata Executive Vice President (EVP) PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Hendy Helmi di Yogyakarta, Jumat.
Hendry Helmi juga menambahkan, keberadaan KRD sebenarnya sudah tidak lagi efektif untuk beroperasi namun hanya di paksakan berjalan karena terdesak kebutuhan, maka Keberadaan KRD(kereta rel diesel) akan segera dihapuskan.
Selain itu, Hendry juga menyebutkan, biaya perbaikan dan operasional Prameks yang setiap hari beroperasi dengan rute Solo – Yogyakarta – Kutoarjo tersebut lebih besar dibandingkan jumlah yang diperoleh.
“Usia KRD Prameks yang kini dioperasionalkan sudah sangat tua. Namun, tetap dipaksakan berjalan karena kebutuhan masyarakat dan belum ada kereta pengganti,” katanya.
Untuk Pembangunan kereta rel listrik tersebut akan dikerjakan oleh pemerintah yang saat ini ada sekitar 8.000 tiang di daerah Solo Jebres, nantinya akan digunakan sebagai jaringan listrik aliran atas.
“Tiang-tiang tersebut akan mengalirkan listrik untuk KRL. Jalurnya dibangun di jalur yang sudah ada sekarang,” katanya.
Ia juga menyebutkan, spesifikasi teknis KRL yang akan dibangun untuk trayek Solo – Yogyakarta – Kutoarjo tidak akan berbeda dengan KRL yang dibangun untuk melayani penumpang di Jabodetabek.
“KRL membutuhkan listrik 1,5kVA. Dengan spesifikasi yang sama, maka akan bisa didukung armada dari Jabodetabek,” katanya.
Nantinya Kebutuhan rangkaian kereta rel listrik yang beroperasi di Solo – Yogyakarta – Kutoarjo disesuaikan dengan kebutuhan dan besarnya potensi penumpang. PT KAI sebagai perusahaan sebagai penyedia kereta tetapi setelah pembangunan jaringan listrik sudah diselesaikan.
Potensi setiap harinya kereta Prameks dapat mengangkut sekitar 6.000 penumpang. Namun kapasitas yang dimiliki Prameks belum mencapai kebutuhan yaitu sekitar 10.000 penumpang setiap harinya.
Editor : heru rudianto