Pengidap diabetes disarankan untuk tetap melakukan olahraga rutin. Namun, jangan malah salah memilih kegiatan berolahraga yang terlarang bagi mereka.
Aktivitas fisik bagi penderita diabetes tidak hanya bermanfaat menjaga kadar gula darah, melancarkan sistem aliran darah, atau pembentukan otot. Olahraga juga membantu badan untuk menyerap glukosa lebih baik, yang ujung-ujungnya menurunkan kadar gula darah.
Selain itu, dapat menopang kinerja insulin dalam menyerap glukosa—gula darah—untuk disalurkan ke seluruh sel tubuh sebagai pembentuk energi.
Namun, ternyata ada sejumlah olahraga yang malah terlarang dilakukan penderita diabetes, terutama mereka yang sudah mengidap komplikasi penyakit ini. Alasannya, beberapa gerakan olahraga tertentu justru dapat membuat diabetes semakin parah.
Untuk pengidap diabetik retinopati, misalnya, olahraga dengan gerakan mengangkat beban berat sudah mutlak terlarang. Dilansir dari Joslin diabetes Center, penderita diabetes ini juga tidak dianjurkan menempatkan kepala di posisi terbalik dalam waktu lama.
Sementara itu, pengidap diabetes yang memiliki komplikasi kerusakan saraf akan rawan mengalami mati rasa, terutama di bagian kaki. Karenanya, latihan berat pada kaki terlarang untuk kondisi ini, yang tujuannya menghindari risiko peradangan dan patah tulang.
Apa yang tak terlarang?
Olahraga ringan dan berdurasi singkat lebih dianjurkan bagi pengidap diabetes. Hasil studi dari Kanada University of Western Ontario membuktikan, olahraga selama 10 menit dapat meningkatkan hemoglobin dua kali lipat.
Kolesterol jahat dalam tubuh pengidap diabetes juga turun dua kali lipat dengan aktivitas ini. Penurunan berat badan pun dengan sendirinya terjadi.
Selama berolahraga, bekali diri dengan air minum agar tubuh tidak mengalami dehidrasi. Pengidap diabetes bisa membawa makanan manis untuk berjaga-jaga kadar gula darah mendadak anjlok saat beraktivitas.
Pengidap diabetes hendaknya mengecek pula kadar gula darahnya sebelum dan sesudah berolahraga. Anda disarankan menghindari kegiatan fisik ketika kadar gula darah lebih dari 250 mg/dl sampai 300 mg/dl atau kurang dari 70 mg/dl.
Untuk memeriksa kadar gula darah, tak perlu penderita diabetes setiap kali ke rumah sakit sebelum berolahraga atau melakukan aktivitas apa pun. Saat ini sudah ada alat uji gula darah mandiri yang bisa dipakai di rumah, seperti OneTouch SelectSimple.
Perangkat uji mandiri tersebut dapat memberitahu kadar gula darah dalam waktu singkat. Cukup masukkan test strip dan bubuhkan tetesan darah untuk mendapatkan angka kadar gula memakai alat ini.
Konsultasi dengan dokter sebaiknya dilakukan penderita diabetes sebelum menentukan pilihan olahraga. Dari konsultasi berkala dengan dokter, pengidap diabetes dapat pula meminta perencanaan aktivitas sesuai kondisi kesehatan, misalnya berdasarkan tipe diabetes dan komplikasi yang diderita.
Jangan sampai berniat olahraga untuk menopang upaya penanganan diabetes, penderita yang asal-asalan menentukan pilihan aktivitas malah berhadapan dengan efek samping yang bisa berakibat fatal. Waspadalah!