Rupiah masih berpeluang besar penguatan terhadap dollar AS pada Senin (11/4). Dikarenakan Sisi eksternal dan kondisi domestik berpotensi mendukung penguatan rupiah.
Jumat (8/4), di pasar spot, rupiah menguat 0,14% ke level Rp 13.143 per dollar AS. Sedangkan, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, rupiah terapresiasi 0,21% ke posisi Rp 13.169 per dollar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, akhir pekan lalu penguatan rupiah didukung positifnya data cadangan devisa yang kembali bergulir di level US$ 107 miliar. Selain juga, dari eksternal sebagai mata uang Asia, rupiah terimbas faktor penguatan yen Jepang.
Ia menduga, Senin (11/4), masih ada potensi penguatan rupiah. Sebab di sisi dollar AS berpotensi tertekan lantaran pasar akan menyoroti pengumuman The Fed pada Selasa (12/4). Bank Sentral AS itu akan memberikan pandangan terkait ekonomi internal dan global serta langkah kebijakan AS ke depan. Proyeksi pasar, The Fed masih akan hati-hati mengerek suku bunga karena ekonomi global masih belum stabil.
“Hanya saja memang perlu diwaspadai koreksi teknikal,” kata Josua.
Sementara, Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures bilang, kondisi internal cukup kondusif, sehingga menjadi penyokong bagi rupiah. Terutama jika pemerintah memberikan sinyal akan merilis paket ekonomi jilid 12.
Namun, lantaran tidak ada rilis data ekonomi Indonesia dalam waktu dekat, maka penguatan rupiah akan cenderung terbatas. “Selain tentunya harus lihat pergerakan minyak dunia. Kalau positif, rupiah mendapat tambahan katalis positif,” ujar Faisyal.
Sumber : Kontan
Editor : ybw