Beda seperti mobil, mendapat visual belakang saat mengendarai sepeda motor bukan hal mudah. Spion hanya ada dua, itupun ukurannya tidak begitu besar. Kendalanya, gerakan biker di atas motor selalu dinamis sementara spion tetap mengarah ke area yang sama.
Gara-gara masalah itu biker asal Polandia, Bartosz Ambrozkiewicz, pernah terlibat kecelakaan. Sebenarnya kecelakaan itu tidak perlu terjadi bila dia mendapat pandangan belakang lebih baik.
Setelah kejadian, Bartosz berusaha mencari solusi lain dari spion konvensional. Akhirnya, proyek Zercado pun tercipta.
Bersama tim kecil, spion yang bisa mengatur arah cermin secara otomatis dibuat. Spion ini terkoneksi dengan sensor atau ponsel pintar yang disimpan di jaket. Setiap kali gerakan bikers berubah, arah pantulan terkoreksi.
Bagian cermin dibuat aspherical buat mengeleminasi blind spot. Di bagian belakangnya dilengkapi lampu yang bisa terintegasi dengan sein motor.
Dikatakan spion cocok buat Sepeda Motor Sport atau naked. Pada kedua jenis itu, bikers cenderung lebih banyak bergerak.
Desain spion Zercado telah memenangkan berbagai penghargaan, di antaranya Microsoft Imagine Cup 2015 dan medali emas Inventions Geneva 2016. Rencananya spion dijual 250 dollar Amerika Serikat,(Rp 3,3 juta), namun belum disebutkan kapan mau dijual.
Sedangkan di Indonesia, biker dan sepeda motor, keduanya tak bisa dipisahkan dari konteks modifikasi, atau setidaknya pemanfaatkan produk aftermarket. Salah satu perlengkapan standar bawaan pabrik yang kerap menjadi korban modifikasi ringan, adalah spion.
Ukuran dan bentuk spion bawaan pabrik yang dianggap ortodoks, membuat para biker menggantinya. Bicara spion, kini lagi ada tren baru dengan bentuk lebih kompak, elegan, dan futuristik. Sugiarti, pemilik toko aksesori ARM Motor di Cakung, Jakarta Timur mengatakan, spion jenis ini banyak dicari biker untuk kelengkapan keselamatan, sekaligus terlihat keren.
“Itulah yang ingin ditampilkan pemilik kendaraan, dengan menggunakan spion jenis ini. Penjualan aksesori saat ini cukup tertolong dengan larisnya produk ini,” ujar Sugiarti, Rabu (14/10/2015).
Sugiarti menambahkan, fenomena ini bisa dikatakan baru, karena sebelumnya aksesori spion belum pernah hingga diminati seramai ini. Setiap harinya, ARM Motor bisa menjual minimal tujuh pasang spion, bahkan untuk hari libur penjualan produk ini mencapai 10 pasang.
“Kebanyakan pembeli spion ini memasangkannya di Sepeda Motor Sport, seperti Honda CBR 150, Yamaha R15, Yamaha Vixion. Namun, ada juga untuk matik, seperti yang paling sering yaitu Yamaha NMAX, selebihnya masih sedikit,” ujar Sugiarti.
Harga spion ini dibanderol ARM motor dengan harga Rp 250.000. Harga ini terbilang cukup murah dibanding dengan yang dijual di toko lain. Seperti di Expo Motor Otista, yang pernah dikunjungi Otomania, membanderol produk ini di harga Rp 350.000, meski masih bisa ditawar.
“Padahal harganya juga cukup mahal, tapi masih banyak saja yang berminat. Cukup populer saat ini, dan lumayan membantu penjualan,” ujar Sugiarti.