Kehadiran ponsel memang memudahkan hidup, namun juga bisa membawa sindrom atau masalah mental yang serius, seperti meningkatkan kecemasan, menjadi kurang produktif, bahkan membuat Anda terganggu saat ada pesan tertentu masuk, kata psikolog Larry D. Rosen, PhD, profesor psikologi di California State Universitas.
Rosen mengatakan, ada 4 tanda di mana ponsel sudah mulai membuat Anda lelah dan mulai mengganggu kinerja saraf, sehingga Anda terjangkit sebuah sindrom dan seharusnya anda perlu beristirahat sejenak.
Low Battery Anxiety (LBA) Syndrome
Sembilan puluh persen dari pengguna ponsel pernah mengalami sindrom kecemasan ini akibat baterai ponsel yang akan segera habis, menurut sebuah survei terbaru dari 2.000 pengguna smartphone di AS.
“LBA sindrom menyebabkan seseorang mengalami serangan panik,” kata Rosen.
“Pikiran menjadi tidak realistis, Anda berpikir bahwa Anda akan kehilangan komunikasi saat ponsel mati, sehingga secara obsesif meminta orang asing untuk meminjamkan charger mereka. Bila sindrom ini kerap datang, tandanya Anda perlu rehat sejenak dari ponsel, sebab tingkat kecemasan Anda dapat menjadi tak terkendali.”
Phantom Vibration Syndrome
Anda kerap merasa getaran di saku Anda dan berpikir bahwa itu adalah getaran ponsel, padahal itu hanyalah “produk” dari imajinasi.
Menurut Rosen, perlahan tapi pasti, sindrom ini bisa mengambil alih fokus Anda. Penelitian terbaru menunjukkan, saat Anda sudah terlalu fokus pada pesan-pesan yang masuk di ponsel, semakin besar kemungkinan Anda mengalami sindrom ini.
Nomophobia
Anda menjadi begitu takut dan merasa hampa tanpa ponsel. Sebuah studi 2015 mengembangkan kuesioner nomophobia untuk mengukur ketakutan tersebut.
Peneliti melaporkan, saat Anda sudah merasa bahwa ponsel adalah bagian terpenting dari “hidup” Anda, maka Anda akan lebih mudah merasakan kecemasan, detak jantung dan tekanan darah meningkat, ketika ponsel tertinggal di rumah.
FOMO (Fear of Missing Out)
Sindrom ini paling sering dipicu oleh kehadiran media sosial. FOMO membuat Anda seakan menjadi orang yang tidak update atau tertinggal berita bila tidak melihat media sosial.
Begitu juga sebaliknya, saat Anda tidak memosting sesuatu, Anda akan merasa cemburu dan bahkan depresi saat melihat postingan kerabat yang sedang bersenang-senang—sehingga memicu Anda untuk memposting hal yang tak kalah menyenangkan.
Jadi, apa yang harus dilakukan?
Rosen mengatakan, perubahan kecil dalam penggunaan ponsel dapat menyebabkan perbaikan besar terhadap kesehatan mental. Membuat Anda tak mudah terserang panik atau cemas, bahkan lebih berpikir jernih dalam menggunakan media sosial.
Mulailah dengan menetapkan jadwal untuk melihat ponsel. Cara ini tak mengharuskan Anda berhenti total dari ponsel, melainkan mengatur jadwal dalam menggunakannya, yaitu hanya melihat ponsel setiap 1 jam sekali dengan cara mematikannya atau meletakkannya di dalam tas.
Untuk membuat Anda tetap berpikir jernih tentang ponsel, Rosen juga merekomendasikan Anda untuk melakukan metode “7 to 7″, yaitu menyalakan ponsel pada pukul 7 pagi dan mematikannya pada pukul 7 malam. Lakukan ini setidaknya selama 1 minggu.