Penyakit Tetanus yang mematikan

Tetanus merupakan infeksi yang tergolong serius dan disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini umumnya terdapat dalam debu, tanah, kotoran hewan dan manusia, besi berkarat, kawat duri, serta ujung jarum yang tidak steril.

Tetanus bisa menyerang orang-orang yang menindik atau menato tubuhnya dengan alat-alat yang status kesterilannya diragukan. Tetanus juga sering menyerang pengguna narkoba yang memakai alat-alat suntik yang tidak steril. Luka bakar, luka bekas operasi, dan luka gigitan hewan juga bisa menjadi pintu masuk bakteri penyebab tetanus.

Jika berhasil memasuki tubuh manusia melalui luka, bakteri tetanus akan berkembang biak dan melepas neurotoksin (racun yang menyerang kinerja sistem saraf) bernama tetanospasmin. Kondisi-kondisi berikut membuat bakteri tetanus lebih mudah menyebabkan infeksi pada tubuh:

  • Tidak menerima vaksinasi atau proses vaksinasi tetanus yang tidak lengkap.
  • Adanya pembengkakan di sekitar luka.
  • Keberadaan benda asing pada luka, misalnya serpihan kayu atau besi yang tajam.
  • Terdapat bakteri lain yang sedang aktif dalam tubuh.

Durasi sejak seseorang terpajan bakteri tetanus sampai muncul gejala umumnya membutuhkan waktu antara 1-3 minggu. Gejala-gejala tetanus adalah:

  • Kejang dan kekakuan otot, terutama pada rahang sehingga susah untuk membuka mulut.
  • Jika kejang otot menyebar ke leher, pengidap dapat mengalami kesulitan menelan.
  • Otot di sekitar perut yang kaku.
  • Kejang yang menyakitkan di seluruh tubuh dan berlangsung selama beberapa menit. Gejala ini biasanya dipicu oleh hal-hal kecil, misalnya suara nyaring, sentuhan serta cahaya.
  • Demam dan berkeringat.
  • Tekanan darah yang naik.
  • Detak jantung yang cepat.

Dampak infeksi tetanus pada otot memerlukan waktu sekitar 1-3 hari untuk turun menyebar dari rahang ke tangan dan kaki.

Langkah Pencegahan Tetanus

Langkah utama untuk mencegah tetanus adalah vaksinasi. Di Indonesia, vaksin tetanus termasuk salah satu dari lima imunisasi wajib untuk anak. Imunisasi tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus). Proses vaksinasi ini harus diberikan dalam lima tahap, yaitu pada usia 2, 4, 6, 18 bulan, dan 4-6 tahun.

Bagi anak berusia di atas 7 tahun, tersedia vaksin Td yang juga berfungsi memberikan perlindungan terhadap tetanus sekaligus difteri. Proses vaksinasi Td perlu diulang tiap 10 tahun untuk mempertahankan kekebalan tubuh terhadap tetanus serta difteri.

Selain vaksin, pencegahan tetanus juga dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan luka agar tidak terinfeksi dan cepat sembuh. Pemberian imunoglobulin tetanus juga biasanya dianjurkan oleh dokter untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus pada luka.

  • Obat Tetanus Antitoksin (Anti Tetanus Serum atau ATS). Saat ini tersedi antitoksin tetanus, seperti tetanus immune globulin. Namun, antitoksin ini hanya dapat menetralkan racun yang belum terikat jaringan saraf.
  • Antibiotik. Antibiotik diperlukan untuk membunuh bakteri penyabab tetanus, baik diberikan secara oral (diminum) atau dengan suntikan (umumnya).
  • Vaksin. Sekali mengalami tetanus tidak membuat seseorang kebal terhadap serangan beriikutnya. Jadi, ia harus menerima vaksin tetanus untuk mencegah infeksi tetanus di kemudian hari.
  • Obat penenang. Dokter umumnya menggunakan obat penenang kuat untuk mengendalikan kejang otot, contohnya diazepam.
  • Obat lain. Obat lain, seperti magnesium sulfat (MgSO4) dan beta blockers tertentu, dapat digunakan untuk membantu mengatur aktivitas otot tak sadar, seperti detak jantung dan pernafasan. Terapi Suportif untuk Tetanus Pengobatan tetanus sering membutuhkan waktu yang lama sehingga terkadang membutuhkan perawatan intensif. Karena obat penenang dapat menyebabkan pernapasan dangkal, maka sangat mungkin perlu didukung sementara oleh alat bantu nafas (ventilator). Itulah penjelasan ringkas mengenai penyakit tetanus.

Ingat!! “mencegah lebih baik daripada mengobati”

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.