Tips Menghadapi Anak Tantrum

Anak tantrum bisa bikin orang tua jengkel. Kadang kala, supaya tantrum anak cepat reda, tak sedikit orang tua yang menuruti permintaan anak. Nah, ketika anak tantrum, sebetulnya ada cara yang bisa dilakukan oleh orang tua.

Diungkapkan dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, temper tantrum adalah perilaku tidak menyenangkan, mengganggu, atau merusak dan merupakan ledakan emosi yang tidak terkendali. dr Meta mengatakan, tantrum merupakan bagian normal dari proses perkembangan anak.

“Tantrum pasti akan ada akhirnya. Biasanya sih saat anak memasuki umur 4 tahun. Tantrum umumnya muncul saat anak berusia satu tahun dan makin parah saat di usia 2 tahun,” kata dr Meta seperti dikutip dalam bukunya Play and Learn.

Mengapa tantrum bisa makin parah saat anak berusia 2 tahun? dr Meta mengatakan, di usia 2 tahun anak baru memiliki kesadaran diri. Namun, karena kemampuan berkomunikasinya masih sangat terbatas, anak jadi tidak bisa menyampaikan maksudnya dan inilah yang membuat emosi anak meledak-ledak.

Ibu satu anak ini menambahkan, tantrum adaah cara anak untuk mencari perhatian agar apa yang diinginkan bisa dituruti. Kemudian, penyebab tersering tantrum adalah lelah dan lapar yang membuat anak lebih sensitif dan mudah emosi. Nah, bagi Ayah dan Bunda, dr Meta memiliki tips untuk menghadapi anak yang tantrum, yaitu:

1. Jangan ikut tantrum

Hal ini menurut dr Meta penting. Sebab, saat orang tua ikut emosi, anak justru membenarkan apa yang ia lakukan, dalam hal ini mengamuk.

2. Tunggu sampai anak tenang

Selama anak merengek, baiknya biarkan sampai dia tenang. Terkadang, memeluk anak guna menenangkannya juga bisa dilakukan. Saat anak sudah mulai tenang, baru cari tahu apa penyebab ia tantrum. Jika karena keinginannya tidak dipenuhi, jelaskan secara sederhana mengapa keinginannya itu tak bisa dikabulkan.

3. Jangan ‘menawarkan’ imbalan

“Jangan menawarkan apapun agar anak menghentikan tantrumnya karena hal itu bisa jadi kebiasaan untuk anak. Nantinya, anak bisa berpikir bahwa agar kemauannya terpenuhi, ia harus menangis lebih dulu,” kata dr Meta.

4. Beri pujian, pelukan, atau ciuman saat anak sudah tenang

dr Meta mengatakan, tindakan seperti memberi pujian, pelukan, atau ciuman pada anak bisa membuat anak merasa disayang dan diperhatikan. Setelah anak berhasil mengendalikan tantrum, dr Meta menyarankan pelan-pelan Ayah atau Ibu bisa menjelaskan padanya bahwa tangisannya itu tidak akan membuatnya mendapat apa yang dia inginkan.

“Beri juga pengertian pada anak kalau dia bisa bicara baik-baik pada kita saat menginginkan sesuatu. Lama-lama anak akan mengerti kok,” tutur pemilik akun twitter @metahanindita ini.

5. Minta anak untuk minta maaf

Tak ada salahnya jika Ayah atau Bunda meminta anak untuk meminta maaf karena sudah merengek-rengek. Hal ini, kata dr Meta, bertujuan agar si kecil tahu bahwa apa yang dia lakukan salah sehingga ia tak akan mengulanginya lagi.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.