RIBUAN orang memadati kawasan Bundaran Besar, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (18/5/2016). Seluruh lapisan masyarakat dari berbagai daerah, turis lokal dan asing, serta para pejabat daerah, ikut ambil bagian dalam rangkaian acara Festival Budaya Isen Mulang untuk memperingati Hari Jadi Ke-59 Kalimantan Tengah.
Rangkaian acara itu digelar Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) pada 18-23 Mei 2016. Festival dimeriahkan dengan berbagai macam perlombaan budaya dan diikuti 1.767 peserta dari sejumlah daerah di Kalteng.
Festival diawali dengan karnaval budaya, yakni semua perwakilan dari 14 kabupaten/kota, kantor-kantor dinas, sekolah, dan komunitas-komunitas menunjukkan keindahan kostum dan konsep mereka. Masing-masing kelompok mengusung tema yang berbeda.
Contohnya, kelompok parade dari Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalteng membuat replika ekskavator atau alat pengeruk. Mereka juga menyajikan tarian-tarian yang mengiringi selama perjalanan parade dari Bundaran Besar
”Ini hanya menunjukkan bagaimana kami bangga menjadi bagian dan warga Kalimantan Tengah,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalteng Leonard S Ampung, yang memimpin langsung kelompok paradenya.
Masih banyak lagi tema-tema yang dibawakan dalam parade tersebut, seperti Kabupaten Katingan yang mengangkat tema soal lingkungan, Kabupaten Pulang Pisau yang mengusung tema burung tingang atau burung yang disucikan dalam legenda adat suku Dayak di Kalimantan, dan berbagai tema budaya lainnya.
”Ini seperti wisata budaya. Saya beruntung datang ke Palangkaraya. Padahal, sebelumnya saya tidak tahu kalau akan ada festival ini,” kata Annemette, warga Negara Denmark yang tidak hanya ikut menyaksikan parade, tetapi juga diajak untuk berparade bersama mengelilingi kota Palangkaraya.
Masyarakat sekitar pun terlihat bahagia meskipun dihantam panas terik matahari. Mereka tetap berdiri di sepanjang jalan untuk melihat para kontestan dari sejumlah daerah. Bahkan, sebagian besar datang dari daerah di luar Palangkaraya.
”Kami memang datang berlomba, merebut kemenangan, dan membawa hadiah. Sangat jarang lihat keramaian seperti ini, hanya satu kali dalam setahun,” ujar Abdul Latif (18), pelajar asal Kabupaten Sukamara yang datang berlomba mewakili daerahnya.
Sosiolog dari Universitas Palangkaraya Sidik R Usop mengatakan, Isen Mulang berasal dari bahasa Sangen atau bahasa dewa yang berarti pantang mundur dalam suasana perang. ”Saat ini Isen Mulang mengandung makna ketangguhan dan keuletan masyarakat suku Dayak dalam menghadapi tantangan dinamika pembangunan,” kata Sidik.